Selasa, 15 Oktober 2013

Kegiatan Idul Adha


SEPUTAR IDUL ADHA KU
Malampun segera menyambut dan terik mataharipun mulai tak tampak dan akupun bergegas bangun dari tidur nyenyakku.sore itu aku dan teman-teman ada rencana untuk melihat sebuah perayaan takbir yang di perlombakan di kota kelahiranku kota wonogiri. Sehabis magrib saya berkumpul di rumah teman namanya Della martina. Sekitar jam 8 saya berangkat ke wonogiri. Sepanjang perjalanan dari purwantoro sampai wonogiri saya  mendengar kumandang takbir dari masjid yang ada di sepanjang jalan itu . sekitar jam 9 saya sampai di alun-alun wonogiri. Tiba disana saya  bertemu pak Johan dan di ajak ke masjid At Taqwa yang di depan alun-alun. Habis itu saya melihat rombongan perwakilan dari SMA NEGERI 1 PURWANTORO mempersiapkan diri untuk tampil dengan menggunakan baju taqwa, menggunakan celana hitam di lapisin kain jarik ,peci berpita habis itu pakai sorban. Setelah saya menunggu beberapa jam akhirnya tim bedug dari SMA tampil dengan nomer urut 17. Penampilannya cukup bagus , setelah tim bedug SMA tampil saya pun pulang karena mengingat waktu yang sudah larut malam. Sekitar jam 00.30 aku sampai di rumah dan langsung tidur. Keesokan harinya aku di sms salah satu personil tim bedug SMA kalau tim bedug SMA meraih juara 3 .Pada waktu sholat Idul Adha aku sendirian di rumah karena memang waktu itu aku haram untuk melakukan ibadah.
itu cerita seputar Idul Adha ku

Selasa, 01 Oktober 2013

puiissiiiii -____-


Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
   hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin

Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel

Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati

bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur

 KEPERGIANMU Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam  hendak meranggas